Persaingan Dua Jenius
Dominasi Ferguson di EPL akhirnya mulai terusik sejak kedatangan Wanger ke Arsenal dipengujung September 1996. Saat pertama kali bergabung sambutan kepada pria Prancis itu ternyata membuat Ferguson meradang.
Apalagi di musim pertamananya Wanger sukes mengangkat posisi Arsenal naik dua peringkat ke urutan ketiga EPL. Alex Gerguson pun langsung menempatkan Wanger sebagai pesaing beratnya ketika di musim berikutnya Wanger membuktikan kapasitasnya dengan menghadirkan gelar liga dan Pila FA untuk Arsenal.
Setahun kemudian Wanger menunjukkan perlawanannya terhadap Ferguson dengan menolak saat akan berjabat tangan dengan pria Skotlandian itu usai semifinal Piala FA. Fergi pun menganggap perlakuan Wanger itu sebagi penghinaan terbesar baginya selama ia menjadi seorang pelatih. Sejak saat itulah setipa pertemuan Arsenal vs Manchester United tak ubahnya pertarungan antara si jenisu Fergi melawan rivalnya si profesor Wanger.
Walau sempat mengusik kesenangan rivalnya, toh Wanger tak tetap tak mampu mengalahkan kesuksesan Fergi. Diantara sebelas gelar EPL yang diraih Fergi dalam 18 musim, delapan diantaranya direbut setelah kehadiran Wanger jadi bukti yang tak terbantahkan. Satu catatan kesuksesan Fergi lainnya yang belum pernah dirasakan Wanger bersam Arsenal adalah trofi Piala Liga Champion.
Dari Mourihno-Benitez Hingga Ancelotti-Mancini
Mebicarakan perseteruan kedua pria yang kini tercatat sebagai pelatih terlama menangani satu klub di EPL ini seolah ta ada habisnya. Kebrhasilan Wanger melambungkan Arsenal di pentas epak bola Inggris seolah mengurangi kekaguman dunia terhadap apa yang dilakukan sosok Ferguson bagi United.
Namun kehadiran Jose Muorinho di Chelsea pada musim 2004/05 membuat perhatian publik sempat berpindah dari perang dingin keduanya. Walau mampu menghadirkan dua gelar EPL secara beruntun bagi Chelsea namun Morinho harus angkat kaki lebih cepat dari EPL sebelum mampu menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya.
Hal yang sama juga dialami oleh Rafael Benitez. Upaya pria Spanyol itu untuk mengusik persaingan Wanger-Ferguson jelas gagal seiring prestasi buruk Liverpool di kompetisi domestik. Tak ayal Benitez pun harus menyusul Mourinho.
Kini sejak musim lalu perhatian publik kembali diarahkan kepada dua sosok pria Italia, Ancelotti yang menangani Chelsea dan rekannya Mancini bersam si “Biru Langit” City. Walau telah mampu menghadirkan gelar EPL dan Piala FA dimusim perdanya, namun banyak yang berpendapat nasib Ancelotti tak akan jauh berbeda dengan Morinho dan Benitez. Begitu juga dengan Roberto Mancini. Kesuksesannya saat bersama Inter belum nampak di Man. City.
Memasuki musim kedunya di EPL Ancelotti dan Mancini harus mampu menunjukkan kualitas mereka yang sesungguhnya. Bila tidak bisa saja prediksi nasib Mourinho dan Benitez kembali akan terulang pada mereka. Jika sudah begitu maka kompetisi EPL seolah hanya akan menjadi ajang Wanger-Fergi untuk berebut posisi menjadi yang paling jenius dan mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai pelatih terbaik di Liga Inggris. (Arjuna)
0 komentar:
Posting Komentar