Negara Harus Kembalikan Bola Mata Ferdinand Pakage
Dominggas Agapa, ibu Ferdinand Pakage mengaku, anaknya tidak pernah melakukan kejahatan. Dia juga tidak pernah melakukan perlawanan terhadap siapapun.
“Anak saya tidak melakukan kejahatan, tetapi kenapa sampai bisa ditangkap?” tanyanya, Senin (9/8). Menurutnya, Ferdinand tidak terlibat dalam tragedy 16 Maret 2006 lalu.
Dikatakan Agapa, anaknya baru keluar rumah setelah tragedy tragis yang menelan nyawa itu terjadi. Namun, entah mengapa langsung ditangkap dan dituding terlibat dalam pembunuhan beberapa anggota brimob yang saat itu dikeroyok massa hingga meninggal ditempat.
“Dia tidak bersalah, jadi kami minta negara harus kembalikan bola mata anak saya.”
Sementara itu, Selvius Bobi rekan Ferdinand Pakage yang ditangkap bersamanya mengatakan, tuntutan pengembalikan bola mata tersebut sesuai dengan budaya masyarakat Nabire. “Kalau di Nabire itu orang kasi rusak mata berarti harus ganti dengan mata. Jadi negara juga harus kembalikan haknya,”. Kata Bobi.
Bagi dia, tindakan yang dilakukan terhadap rekannya tidak manusiawi dan melanggar hukum.
Saat itu, Ferdinand Pakage dipukul dan disiksa oleh tiga orang sipir. Mereka adalah Alberth Toam, Victor Apono dan Gustaf Rumaikewi. Alberth Toam memukul Pakage dengan gembok kunci dikepalanya. Gembok yang digunakan mengenai mata kanan Pakage hingga mengalami pendarahan.
Walaupun demikian, sampai saat ini tidak ada upaya pengobatan dan perawatan. Pakage ditangkap usai tragedi Uncen berdarah 16 Maret 2006. Kini masih mendekam di balik Jeruji besi di Tahanan Narkotika di Doyo Baru, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. (Tabloid Jubi Online)
0 komentar:
Posting Komentar