Dua Bulan, Lima Wartawan Tewas
Six News and Sport --- Wartawan Sriwijaya Post Arsep Pajario (40) di temukan tewas di rumahnya di Sukarami, Palembang, Jumat 17 September 2010. Arsep ditemukan, Jumat pukul 14.00 dengan kondisi membusuk. Kemungkinan dia dibunuh tiga hari lalu.
Jenazah Arsep ditemukan pertama kali oleh keponakannya, Mahar Diko, pada posisi terlentang, mengenakan baju kaos putih bermotif, dan celana jins biru. Tubuhnya membengkak. Di dekatnya ada racun nyamuk semprot.
Dugaan awal Arsep melakukan bunuh diri. Tapi setelah diperiksa polisi, laptop, ponsel, dan dompetnya ikut raib. Pintu, jendela, dan atap tidak rusak sementara kunci rumah raib. Diduga dia diracun kenalannya.
Kapolsek Sukarami AKP Sugeng Haryadi, menyatakan polisi melakukan olah tempat kejadian perkara bekerjasama dengan tim Polresta Palembang untuk mengetahui penyebab pasti tewasnya korban. "Kami belum tahu pasti penyebabnya, kami akan lakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Sugeng. Jenazah Arsep telah dibawa ke Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin untuk diotopsi.
Tiga hari sebelumnya, kawan sekantornya, Ernawati, 37, juga tewas oleh kawanan bandit bermotor di Jalan MP Mangkunegara, Kenten. Ernawati terjatuh ke aspal setelah tasnya dijambret dan dia tersungkur di aspal.
Meski kejadian itu sangat berdekatan, Pemimpin Redaksi Sriwijaya Post Hadi Prayogo mengatakan, kemungkinan besar keduanya meninggal murni sebagai korban tindakan kriminal. Hingga kini belum ada temuan yang mengarah pada dendam pemberitaan yang diturunkan harian umum yang terbit di Palembang itu.
"Kami terus menekan kepolisian untuk segera membekuk pelaku dan mengusut tuntas kasus itu," kata Hadi saat dihubungi VIVAnews, Jumat malam, 17 September 2010.
Dengan kematian dua wartawan tersebut maka dalam dua bulan terakhir ada lima wartwan yang meninggal. Sebelumnya, 26 Juli 2010, jurnalis Harian Kompas di Kalimantan Timur, Muhammad Syaifullah, ditemukan meninggal dengan mulut berbusa di rumahnya di Balikpapan.
Awalnya, Syaifullah diduga diracun, namun autopsi kepolisian menyatakan jurnalis yang kerap menulis soal bisnis pertambangan di Kalimantan itu meninggal karena hipertensi.
Lalu 28 Juli 2010 wartawan Tabloid Jubi/Merauke TV, Ardiansyah Matrais, dilaporkan hilang. Dua hari kemudian, jenazah Ardi ditemukan mengapung di kawasan pelabuhan gudang arang Merauke. Jasad Ardiansyah lebam-lebam. Markas Besar Kepolisian menyebut Ardiansyah tewas dibunuh, namun Kepolisian Merauke membantah.
Pada 21 Agustus 2010, kontributor SUN TV di Tual, Maluku Tenggara, Ridwan Salamun, tewas dikeroyok sekelompok warga saat meliput pertikaian antar dua kampung. Polres Tual sudah menahan tiga orang atas peristiwa ini. (Vivanews)
0 komentar:
Posting Komentar