Warga Moso Papua Masih Hidup di Dua Negara
“Hingga saat ini jumlah penduduk serta warga disini tidak menetap, karena selalu berpindah-pindah,” kata Alfaris, Selasa (26/10).
Alfaris menyatakan warga setempat mempunyai wilayah tanah adat yang melingkup dua Negara tersebut, walaupun secara administarsi antara Negara sudah ada patokan perbatasannya.
Kata Taresay, masyarakat yang bermukim di kampung itu, jika tidak betah biasanya pulang kembali ke kampung Nyau Carbon Kota Vanimo, di Papua New Guinea. ”Sebab disana masih banyak sanak saudara mereka,” ujarnya.
Warga Moso menggunakan 4 bahasa sehari-hari, yakni bahasa Inggris, Fiji, Indonesia serta bahasa lokal atau adat.
Menurut Alfaris, masyarakat tersebut lebih suka hidup di PNG karena tidak terlalu banyak aturan. “Sementara bagi mereka di Negara Indonesia terlalu banyak aturan sehingga tidak merasa nyaman.”
“Budaya dan adat istiadat mereka pun hingga saat ini masih sangat kental, trauma dan memoria terhadap kekerasan TNI juga masih mereka rasakan,” tambahnya. (JUBI)
0 komentar:
Posting Komentar