Kutukan Spanyol Sudah Berlalu
Spanyol mengakhiri penantian panjangnya untuk meraih trofi bergengsi di ajang sepak bola dunia. Setelah menunggu 40 tahun, "El Matador" bisa tersenyum puas dan bangga, karena akhirnya menjadi juara Piala Dunia 2010, usai mengalahkan Belanda 0-1 di babak final.
Skill individu yang mumpuni plus gaya sepak bola cepat dari kaki ke kaki yang diperagakan membuat Spanyol layak menjadi jawara di turnamen antara negara-negara dunia tersebut. Perjalanan tim Spanyol di kancah Piala Dunia sering diwarnai berbagai kejadian menyesakkan.
Berkali-kali mereka difavoritkan, tetapi berkali-kali itu pula mereka terjegal di tengah perjalanan. Selalu saja ada rintangan dan penghalang yang oleh publik sepak bola Spanyol dipersepsikan sebagai kutukan. Kutukan itu bisa berupa nasib buruk, masalah kepemimpinan wasit, berbagai pelanggaran keras yang dibiarkan, sehingga muncul anggapan ekstrem bahwa ada kekuatan konspirasi yang menghalangi Spanyol tampil sebagai tim terbaik di pentas dunia.
Tahun 1934 di Italia, mereka kalah dari tuan rumah dalam laga ulangan. Kiper Spanyol saat itu Luis Regueiro melontarkan ucapan, ”Para wasit telah diminta agar Italia yang menang karena rezim fasis membutuhkan kemenangan itu.” Lalu, pada 1986 di Meksiko, setelah tampil brilian melawan Denmark, Spanyol tersingkir menyakitkan dari Belgia dalam drama adu penalti.
Delapan tahun kemudian di Amerika Serikat, mereka lagi-lagi kalah 1-2 dari Italia dalam laga mendebarkan. Julio Salinas gagal menyelesaikan peluang mudah saat kedudukan 1-1 dan pada menit-menit terakhir Mauro Tasotti (Italia) menyikut hidung Luis Enrique hingga berdarah-darah, tetapi wasit membiarkan pelanggaran itu. Lebih menyakitkan lagi di Piala Dunia 2002 saat mereka disingkirkan tuan rumah Korea Selatan. Wasit menganulir gol Fernando Morientes hasil umpan Joauquin, pemain hebat yang gagal mengeksekusi tendangan penalti saat dilakukan tos-tosan adu kiper. Spanyol kalah dan saat itu mereka meyakini telah menjadi korban
konspirasi untuk memuluskan tuan rumah ke semifinal. Pada Piala Dunia Jerman 2006, Spanyol juga sangat diperhitungkan. Namun perjalanan mereka harus terhenti di babak 16 besar Spanyol tak berkutik menghadapi Perancis. Eforia sempat melanda "El Matador" ketika David Villa membobol gawang Perancis melalui titik penalti pada menit ke-28. Tetapi setelah itu, Perancis mengamuk dan "si Ayam Jantan" mematuk Spanyol lewat tiga gol yang dihasilkan Frank Ribery, Patrick Vieira dan Zinedine Zidane, untuk menang 3-1. Perjalanan Spanyol pun terhenti di putaran kedua.
Namun kini kutukan itu telah berakhir bagi Spanyol, sukses mengangkat tropi Piala Dunia 2010 merupakan pertanda tak ada lagi kutukan yang mengahantui “El Matador”. Bukan hanya sukses mengukir sejarah di Piala Dunia 2010, Carles Puyol cs juga sukses menyamai rekor Prancis yang mampu mengawinkan gelar Piala Dunia dan Piala Eropa. Selamat “ El Matador”.
0 komentar:
Posting Komentar